
- June 4, 2025
- Rani Fatmawati
- 0 Comments
- News Story Update, Newsletter, Story
Riset Kebutuhan dan Peluang: Langkah Awal untuk Proyek yang Tepat Sasaran
Oleh: Rani Fatmawati (Content Writer, Youth Team SociopreneurID)


Melanjutkan sesi sebelumnya tentang evaluasi ide dan analisis sumber daya, pelatihan Beasiswa Pelatihan Guru (BPG) pada 31 Mei 2025 kembali membekali para peserta dengan fondasi penting dalam menyusun proyek: melakukan riset kebutuhan dan peluang. Sesi ini dipandu langsung oleh Dr. Eng. Niki Prastomo.
Dalam sesi ini, peserta diajak untuk menentukan fokus proyek secara lebih tepat dan relevan. Niki menjelaskan bahwa riset sederhana menjadi langkah awal krusial sebelum melangkah pada perencanaan solusi. Tiga pertanyaan mendasar menjadi kunci dalam proses riset: Siapa yang terdampak? Apa yang dibutuhkan? Apa yang tersedia?
Kebutuhan diartikan sebagai kekurangan yang perlu dipenuhi, sementara peluang merupakan potensi yang bisa dikembangkan. Untuk menggali dua hal ini, peserta diperkenalkan pada berbagai metode riset dasar seperti observasi, wawancara, dan survei. Hasil dari proses ini tidak hanya dikumpulkan, tetapi juga dianalisis secara mendalam melalui penyusunan pertanyaan riset lanjutan yang bersifat eksploratif.
Setelah data dikumpulkan, peserta didorong untuk menyusun analisis kebutuhan dan peluang. Kebutuhan muncul dari temuan di lapangan, sedangkan peluang mengarahkan pada potensi kolaborasi, pengembangan, atau inovasi. Proses ini menjadi dasar untuk menyusun rencana aksi awal yang lebih realistis dan berdampak.
“Jangan langsung melompat ke solusi,” pesan Pak Niki. “Kita perlu menguatkan fondasi dengan fokus awal yang tepat. Menentukan langkah pertama yang nyata, mengaktifkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, serta bersiap menghadapi kelemahan dan tantangan yang ada.”
Lebih dari sekadar proses teknis, sesi ini juga menekankan pentingnya refleksi. Menurut Pak Niki, sering kali penilaian awal terhadap suatu kondisi tidak didasari data yang memadai. Karena itu, penting untuk mundur selangkah, menarik napas, dan memastikan ide kita benar-benar menjawab kebutuhan nyata. “Riset sederhana adalah bentuk dari menarik napas itu, supaya ketika kita melangkah dua langkah ke depan, kita tahu betul ke mana dan untuk siapa kita melangkah,” tutupnya.